Sesulit Apa Si Belajar Nahwu?
![]() |
foto: membaca kitab al-barzanji (sumber: Nurul Iman Media) |
Nahwu
adalah salah satu ilmu yang biasanya di pelajari di pesantren. Ilmu ini
mempelajari tata bahasa Arab yang mana menjadi dasar utama bagi santri untuk
belajar cabang keilmuan lain seperti tauhid, fiqh, tasawuf, dan lainnya. Hampir
semua santri pasti pernah mempelajari ilmu nahwu ini. Ilmu nahwu biasanya
diterapkan pada saat memahami isi dari kitab klasik seperti kitab kuning.
Panduan
untuk mempelajarinya kita bisa memilih dari kategori dan kandungan yang ingin
kita peroleh. Ada banyak pilihan kitab ilmu nahwu, salah satunya yaitu aj-jurumiyah.
Kitab ini dikarang oleh Imam al-Syekh Abu 'Abdillah Muhammad bin Muhammad
al-Jurumiyah. Kitab ini biasa dikaji di kelas awal pesantren atau kitab pegangan
diawal nyantri. Sebab kitab ini paling mudah dipahami dan di dalamnya
menyajikan dasar-dasar ilmu nahwu secara ringkas dan jelas.
Tapi
tidak sedikit dari mereka yang kurang tertarik mempelajarinya. Ada beberapa
alasan yang biasanya dipakai santri untuk menghindar dari belajar nahwu.
Berikut beberapa alasannya:
Harus
menghafalkan nadzom. Metode yang paling banyak dipakai yakni
menghafal nadhom dulu baru mempelajari isinya. Dalam kitab jurumiyah ada
sekitar 26 bab yang harus dihafalkan oleh santri. Tidak sedikit dari para
santri yang beralasan mereka sudah banyak hafalan kitab lain ataupun sedang
menghafal Al-Qur’an. Jadi sudah terlalu banyak yang harus dihafalkan. Bahkan
ada yang bilang penyimpanan di otak sudah penuh.
Banyak
istilah asing. Dalam penjelasan di kitab jurumiyah banyak sekali
kosakata atau istilah asing yang baru dikenal oleh santri. Butuh waktu yang
cukup lama bagi santri untuk bisa memahami atau hafal kosakata dan istilah yang
ada. Sehingga mempengaruhi ketertarikan untuk belajar. “Ngga tau istilahnya,
susah buat mahami.”
Penerapan
dalam proses membaca kitab. Tahapan yang katanya paling sulit menurut
mayoritas santri adalah menerapkan kaidah-kaidah yang ada di dalam kitab
jurumiyah ketika membaca kitab kuning. Sering kali terjadi banyak yang sudah berhasil
memahami kaidah yang ada namun, dalam penerapannya masih saja banyak kesalahan.
Entah itu dari segi makna, tashrifan atau bahkan dari segi tarkibnya. Karena
dengan bantuan mempelajari nahwu, harus diiringi dengan praktik membaca kitab
dengan metode jawa yang memperhatikan lafal, tarkib, dan maknanya.
Dari beberapa
alasan dalam mempelajari ilmu nahwu, tidak akan sulit jika dalam proses belajarnya
kita merasa enjoy serta disiplin. Paling tidak kita suka dulu sama cara
mengajar gurunya. Dari situ bisa membawa minat belajarnya bertambah dan tidak
merasa terbebani meskipun tidak dipungkiri memang cukup sulit.
Nah, dari
minat belajar yang sudah bertambah nanti pasti ada perkembangan dalam belajar.
Bisa dimulai dari mengatur waktu hafalan baik nadzom atau kosakata, meluangkan
waktu untuk lebih memahami kaidah-kaidah yang ada dan juga penerapanya.
Kalo
kalian punya tips yang bisa membuat kita tertarik dan ngga merasa bahwa
mempelajari ilmu nahwu engga? So tetap semangat belajar meskipun kadang sulit
tapi tidak menutup kemungkinan suatu saat kita bisa menguasai apa yang sudah
kita pelajari.
Penulis: Zahra
Editor: Irna
Post a Comment for "Sesulit Apa Si Belajar Nahwu?"
Post a Comment