Masih Menormalisasi Penundaan? Belajar Disiplin Yuk!
foto: upacara HSN 2022 (sumber: Nurul Iman Media) |
Waktu
adalah waktu. Kita tidak bisa memutar ulang waktu. Yang sudah terlewat tidak
bisa direvisi. Karenanya sudah sepantasnya kita harus mengatur waktu sebaik
mungkin untuk diisi dengan hal yang bermanfaat. Hal ini ada kaitannya dengan
disiplin. Perilaku disiplin merupakan salah satu sikap yang bisa dilakukan
untuk memanfaatkan waktu dengan baik. Dalam setiap lingkungan, baik itu
lingkungan rumah, sekolah, kantor bahkan pesantren pasti sangat menekankan perilaku
disiplin. Pembentukan karakter disiplin ini sangat penting untuk melatih diri
agar bisa bertanggung jawab, produktif dan bisa membuat kita lebih percaya
diri.
Di
pesantren disiplin tidak hanya berlaku dalam hal mengaji saja. Namun juga ada
pada pembentukan nilai moral dan kepribadian yang baik. Kedisiplinan di
pesantren memiliki banyak varian. Tidak hanya datang tepat waktu pada saat
mengaji atau melakukan jamaah di masjid saja. Tetapi melekat dalam diri santri,
seperti kebersihan, menaati peraturan yang ada, piket bersama, dan lainnya. Dengan
itu bisa mengasah kepekaan dan tanggung jawab. Meski demikian, tak jarang santri
kurang sadar akan hal tersebut. Berbagai macam alasan klasik membuat mereka lalai
untuk bersikap disiplin. Motivasi untuk disiplin sebenarnya sangat mudah
dijumpai di lingkungan sekitar. Sayangnya, santri kurang peduli. Mereka tau dan
sadar penyebabnya, namun tidak diiringi dengan usaha untuk mendisiplinkan diri.
Berikut ini beberapa alasan santri tidak menerapkan perilaku disiplin di
pesantren:
Ikut-ikut teman. Tidak jarang santri yang awalnya rajin mengikuti kegiatan namun seiring berjalannya waktu mulai terlihat malas-malasan. Hal ini karena melihat teman, kakak tingkat, atau dewan guru yang demikian. Perlahan terbawa arus, kurang memperhatikan peraturan dengan dalih “ah banyak teman yang ngga ikut kegiatan juga”, “ah dia ustadzah aja ngga ikut kegiatan kok” dan sebagainya. Seperti kata pepatah “teman itu mempengaruhi”. Seperti dalam syair ta'lim mutaalim berikut
عَنِ
الْمَرْءِ لَاتَسْأَلْ وَسَلْ قَرِيْنَهُ # فَكُلُّ قَرِيْنٍ بِالْمَقَارِنِ
يَقْتَدِيْ
يَا
رَبَدْبَدْ تَرْبُودَا زَمَا رِبَدْ # بِحَقِّ ذَاتِ بَاكِ اللهِ الصَّمَد
يَا
رَبَدْ اَرَدْ تَرْأَى سِوَى # جَحِيمِ يَا رَنِيكُو كِيْرَنَيَا بِي نَعِيمِ
Memang
kebiasaan yang kurang baik akan sangat mudah masuk ke dalam diri. Sebab,
kesenangan atau kenyamanan yang didapatkan bisa dengan begitu cepat. Kita boleh berteman dengan siapa saja, tapi
miliki batasan diri agar tidak terbawa arus. Sudah banyak juga jurnal yang
membahas bahwa teman sebaya itu bisa meningkatkan motivasi dan kesuksesan. Jadi
pilih teman yang bisa bawa pengaruh baik buat kita ya. Jangan asal punya teman.
Tidak
memiliki tujuan yang jelas. Santri harus memiliki tujuan yang jelas yakni
mencari dan memperdalam ilmu. Hal itu bisa dilakukan dengan kita rajin mengaji yang
tidak hanya terbatas dalam jadwal mengaji saja. Tetapi kita juga harus memiliki
waktu untuk mengkaji ulang atau melengkapi keterangan, menghafalkan, nderes,
dan lainnya. Di sinilah sikap disiplin perlu diterapkan oleh santri. Dengan tujuan awal yang jelas, memiliki
target dan semangat membuat santri bisa memanfaatkan waktunya dengan baik.
Dengan begitu ilmu yang kita miliki menjadi semakin bertambah dan mendapatkan
keberkahan. Ada pepatah yang mengatakan bahwa “seseorang itu terlihat istimewa
dari keilmuannya”. Jika santri mampu memanfaatkan waktunya dengan baik pasti
banyak hal baik yang akan datang di masa depan.
Pesantren
bukan prioritas. Era kini banyak sekali pesantren yang tidak
hanya menyediakan pendidikan nonformal saja tetapi juga dilengkapi dengan
pendidikan formal. Banyak santri yang memilih untuk mondok dan sekolah. Tak
jarang dari mereka yang tidak bisa fokus dengan keduanya. Pondok menjadi alasan
di sekolah atau kampus, begitu juga sebaliknya, kampus atau sekolah menjadi
alasan di pondok. Padahal itu sudah menjadi pilihan di awal yang harusnya sudah
dipertimbangkan risikonya. Jadi perlu tanggung jawab dengan disiplin waktu agar
keduanya bisa beriringan.
Sebenarnya
masih banyak alasan lain santri tidak bisa mengatur waktunya dengan baik. Sikap
disiplin adalah kunci segalanya. Jika sudah keluar dari pesantren santri dalam
artian sudah menjadi alumni santri akan menjadi teladan bagi masyarakat luas.
Masyarakat beranggapan bahwa santri itu memiliki moral yang baik, keilmuannya
yang luas dan bertanggung jawab. Sudah sepatutnya kita sebagai santri yang
masih di pesantren untuk melatih diri sebaik mungkin untuk nantinya terjun di
masyarakat luas. Menjadi alumni yang baik karena bisa menerapkan sikap disiplin
di pesantren adalah sesuatu yang sangat luar biasa. Di samping kita mendapatkan
manfaat dari sikap disiplin kita juga insha allah mendapatkan keberkahan dan ridho
yang diberikan oleh guru guru kita. Sikap seperti taat peraturan di pesantren,
rajin mengaji bahkan sampai bisa mengajarkan kepada yang lain itu bisa
mendatangkan keberkahan tersendiri di masa depan. Jangan sampai menjadi santri
yang hanya sadar bahwa belum bisa menjadi santri yang baik dalam keilmuan dan
adabnya saja tetapi tidak berusaha memperbaikinya. Jadilah santri yang
mempunyai keilmuan yang luas, beradab dan bertanggung jawab. Banyak sekali di luar
sana yang tidak mempunyai kesempatan untuk mencari ilmu di pesantren. So bagi
kalian yang sedang mencari ilmu di pesantren, manfaatkan kesempatan itu sebaik
mungkin dengan jangan menunda nunda sesuatu dan manfaatkan waktu yang ada
sebaik mungkin. Waktu ngga bisa diputar mundur.
Post a Comment for " Masih Menormalisasi Penundaan? Belajar Disiplin Yuk!"
Post a Comment