ffffff
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
banner here

Membaca Saja Tidak Cukup Untuk Menjadi Paham

foto: membaca kitab bersama (sumber: nurul iman media)

Pasti kita sering mengalami kekesalan pada diri sendiri, bahka frustasi ketika sedang belajar. Salah satunya ketika kita sudah membaca bahkan berulang namun zonk. Kita ngga paham. Dan ingatan kita akan informasi tersebut hanya bertahan sebentar saja. Hari berikutnya sudah lupa lagi dan perlu membaca ulang.

Pasti pernah kan? Kenapa si? Padahal sudah berulang kali dibaca namun tidak ingat juga. Atau meskipun masih ingat, tapi kita tidak tau apa yang sudah dibaca itu. Apabila statement yang sudah kita hapal dibalik, belum tentu kita masih bisa meneruskannya atau memahaminya. 

Nah, itulah salah satu uniknya pengetahuan. Beberapa dari kita pasti ada yang senang membaca atau menonton video yang isinya pengetahuan baru, atau bahkan sebatas cerita. Di era sekarang, kita lebih sering nongkrong di reels atau tiktok dan dari sana saja kita bisa mendapat banyak sekali informasi baru.

Lalu, apakah bisa kita ingat isi dari yang kita tonton. Ngga usah semuanya deh, paling engga setengah. Pastinya tidak bisa. Padahal kita membaca, mendengarkan, melihat. Namun hanya lewat begitu saja.

Tak berbeda dengan ketika membaca buku atau penjelasan dari guru, ahli, atau praktisi dengan durasi yang lebih dari reels atau tiktok. Kita ngga bisa tuh langsung mengingat informasi itu secara penuh. Ngga usah muluk-muluk, inti dari yang dibahas kadang aja ngga paham. Apalagi ketika bahasan yang diangkat itu cukup berat seperti filsafat, sains, dan lainnya. Kok bisa ya? Padahal kita nyimak atau membaca full.

Di sinilah kekurangpahaman kita. Suatu pengetahuan baru yang kita dapat itu ibarat titik-titik yang berbeda. Hanya sebatas titik, tidak lebih. Semakin banyak kita mendapat pengetahuan semakin banyak titik yang terbentuk di otak. Namun titik-titik itu belum terbaca. Bayangin aja, kalian dikasih kertas isinya titik-titik aja. Apa kalian bisa mengartikan isi dari kertas itu. Kan tidak. Titik-titik itu tidak bermakna.

Namun ketika kita menghubungkan beberapa titik-titik tersebut, kita bisa membentuk gambar sesuai keinginan kita. Setelah ada garis yang menghubungkan titik itu, baru kita bisa mengartikan kertas itu.

Sama dengan otak kita. Apabila kita menghubungkan pengetahuan-pengetahuan kita menjadi suatu bentuk baru menjadi hal yang memiliki arti atau nilai. Itu menjadi lebih mudah diingat. Kita bebas membentuk pengetahuan-pengetahuan yang kita miliki menjadi bentuk yang seperti apa. Bebas.

Nah, itulah kenapa, setelah membaca kita perlu menghubungkan pengetahuan-pengetahuan tersebut. Tentu, agar kita bisa menemukan pola dan hubungan sehingga terbentuk pemahaman yang bernilai.

Maka dari itu, jangan berhenti membaca dan membiarkannya saja. Kita perlu mengkaji ulang dan sembari menghubungkan dengan yang sebelumnya atau mencari penguat lain agar pemahaman yang kita miliki lebih bermakna dan tidak menimbulkan kecacatan bernalar.



Dipta_edu
Dipta_edu Hanya seorang pembelajar

Post a Comment for "Membaca Saja Tidak Cukup Untuk Menjadi Paham"

Youtube