Membaca Saja Tidak Cukup Untuk Menjadi Paham
Pasti
kita sering mengalami kekesalan pada diri sendiri, bahka frustasi ketika sedang
belajar. Salah satunya ketika kita sudah membaca bahkan berulang namun zonk.
Kita ngga paham. Dan ingatan kita akan informasi tersebut hanya bertahan
sebentar saja. Hari berikutnya sudah lupa lagi dan perlu membaca ulang.
Pasti
pernah kan? Kenapa si? Padahal sudah berulang kali dibaca namun tidak ingat
juga. Atau meskipun masih ingat, tapi kita tidak tau apa yang sudah dibaca itu.
Apabila statement yang sudah kita hapal dibalik, belum tentu kita masih bisa
meneruskannya atau memahaminya.
Nah,
itulah salah satu uniknya pengetahuan. Beberapa dari kita pasti ada yang senang
membaca atau menonton video yang isinya pengetahuan baru, atau bahkan sebatas
cerita. Di era sekarang, kita lebih sering nongkrong di reels atau tiktok dan
dari sana saja kita bisa mendapat banyak sekali informasi baru.
Lalu,
apakah bisa kita ingat isi dari yang kita tonton. Ngga usah semuanya deh, paling
engga setengah. Pastinya tidak bisa. Padahal kita membaca, mendengarkan,
melihat. Namun hanya lewat begitu saja.
Tak
berbeda dengan ketika membaca buku atau penjelasan dari guru, ahli, atau
praktisi dengan durasi yang lebih dari reels atau tiktok. Kita ngga bisa tuh
langsung mengingat informasi itu secara penuh. Ngga usah muluk-muluk, inti dari
yang dibahas kadang aja ngga paham. Apalagi ketika bahasan yang diangkat itu
cukup berat seperti filsafat, sains, dan lainnya. Kok bisa ya? Padahal kita
nyimak atau membaca full.
Di
sinilah kekurangpahaman kita. Suatu pengetahuan baru yang kita dapat itu ibarat
titik-titik yang berbeda. Hanya sebatas titik, tidak lebih. Semakin banyak kita
mendapat pengetahuan semakin banyak titik yang terbentuk di otak. Namun titik-titik
itu belum terbaca. Bayangin aja, kalian dikasih kertas isinya titik-titik aja.
Apa kalian bisa mengartikan isi dari kertas itu. Kan tidak. Titik-titik itu
tidak bermakna.
Namun
ketika kita menghubungkan beberapa titik-titik tersebut, kita bisa membentuk
gambar sesuai keinginan kita. Setelah ada garis yang menghubungkan titik itu,
baru kita bisa mengartikan kertas itu.
Sama
dengan otak kita. Apabila kita menghubungkan pengetahuan-pengetahuan kita
menjadi suatu bentuk baru menjadi hal yang memiliki arti atau nilai. Itu
menjadi lebih mudah diingat. Kita bebas membentuk pengetahuan-pengetahuan yang
kita miliki menjadi bentuk yang seperti apa. Bebas.
Nah,
itulah kenapa, setelah membaca kita perlu menghubungkan pengetahuan-pengetahuan
tersebut. Tentu, agar kita bisa menemukan pola dan hubungan sehingga terbentuk
pemahaman yang bernilai.
Maka dari
itu, jangan berhenti membaca dan membiarkannya saja. Kita perlu mengkaji ulang
dan sembari menghubungkan dengan yang sebelumnya atau mencari penguat lain agar
pemahaman yang kita miliki lebih bermakna dan tidak menimbulkan kecacatan
bernalar.
Post a Comment for "Membaca Saja Tidak Cukup Untuk Menjadi Paham"
Post a Comment