Fathul Ulum: Atlet Bulutangkis Putri Terpilih Maju ke Porsadin Jateng
foto: kontingen Karanglewas berfoto di halaman kompleks makam Syeikh Makdum Wali sebelum bertolak ke Sirau (sumber: Grup Whatsapp) |
Nurul
Iman Media – Minggu (13/07/2024), Madrasah Diniyah (Madin) Fathul Ulum,
antarkan beberapa santri yang menduduki juara 1 di Porsadin Karanglewas untuk
berkompetisi di tingkat kabupaten Banyumas. Bertempat di Desa Sirau, Kemranjen,
Banyumas, tepatnya di kompleks masjid Baiturrohman Sirau, peserta dari
kontingen Karanglewas bertolak menggunakan mobil elf setelah ziarah ke makam
syeikh makdum wali.
Madin
Fathul Ulum mendapat kesempatan untuk mengantar santri dalam cabang lomba LCC,
Bulutangkis Putra, Bulutangkis Putri, dan Catur putri. Total enam santri
diberangkatkan ke Sirau untuk menyemarakkan Porsadin III Banyumas. Meskipun
begitu, asatidz ramai untuk memberikan dukungan moral pada santri.
Jam 07.30
WIB mereka bertolak dari pelataran masjid Nurul Iman menyusul peserta lomba
yang sudah dahulu berangkat. Namun di tengah perjalanan, musibah kecil menimpa
asatidz yang menggenakan vespa setelah setengah perjalanan sebab mogok. Meski
begitu, mereka tetap sampai ke Sirau dengan selamat meski dengan mengganti
kendaraan.
Dari
panitia membagi beberapa lomba di empat tempat, yakni lapangan samping masjid,
MI Maarif Sirau, SMP Maarif 1 Kemranjen, dan Gor desa Sidamulya. Meskipun sudah
sampai di tingkat kabupaten tetap ada hal yang terlewat oleh panitia.
Bagaimanapun juga sepantasnya sebagai umat Islam yang mencintai “kebersihan”
kurang memperhatikan area Gor yang cukup tidak terurus. Salah satunya fasilitas
mushala yang kurang tersentuh. Bagaimana tidak, air bersih saja tidak mengalir
di area tersebut. Arahan dari panitia terkait petunjuk ketika mendapat
kebutuhan primer manusia akan pencernaan juga kurang. Ketersediaan kamar mandi dan
WC bisa dikatakan sangat buruk. Pengunjung perlu menumpang di SD atau di
Pertamina yang ada sekitar 500 meter dari lokasi.
Pelaksanaan
cabang Bulutangkis pun kurang memperhatikan kelebihan dan kekurangan bagan
pertandingan yang dipakai. Penggunaan gugur tunggal tidak recommended untuk
mendapatkan peserta yang kuat. Mestinya untuk mencari atlet yang bagus
menggunakan bagan setengah pertandingan, pertandingan, atau kompetisi. Sehingga
benar tersaring dari tiap babaknya. Meskipun membutuhkan waktu yang lama, namun
kualitas menjadi tawaran yang tidak diragukan lagi untuk maju ke tingkat
berikutnya. Lapangan yang hanya satu untuk pertandingan purta dan putri juga
menyita waktu karena harus bergantian.
Dari
cabang LCC kurang tepat penggunaan website quizzez. Untuk ide penggunaan
teknologi boleh lah ada kemajuan untuk pendidikan non formal. Namun, teknologi
juga perlu dikaji lagi untuk diintegrasikan atau diimplemantasikan. Sebab
banyak faktor pendukung di baliknya. Desain quizzez untuk LCC cukup tepat
karena pertimbangan kecepatan dan ketepatan. Namun, secara teknis kurang tepat
apabila jaringan dan perangkat yang berbeda. Sehingga ada ketidakadilan di dalamnya.
Sependek pengetahuan saya, untuk quizzez cocok untuk quiz biasa di kelas tanpa
mengambil kejuaraan secara serius. Misalnya setelah pembelajaran agar lebih
releks namun tetap ada penilaian, penggunaan quizzez bisa digunakan karena
terdapat music, bonus, dan juga pertandingan antar teman. Namun untuk kompetisi
tingkat kabupaten yang serius ini not make sense. Coba sediakan perangkat dan
jaringan yang seragam atau dibuat kayak Class of Champions (CoC) ruangguru
pasti menarik dan “adil”.
foto: Nu'ma, empat dari kanan, sedang menerima piala kejuaraan (sumber: grup Whatsspp) |
Meskipun
dengan beberapa hal tersebut seluruh perlombaan berakhir pukul 16.00 WIB dengan
pengumuman kejuaraan. Madin Fathul Ulum mendapat jatah satu cabang lomba,
Bulutangkis putri (Nu'ma), untuk maju ke Porsadin Jawa Tengah.
Semangat menuju propinsi...💪 menyala madinku 🔥🔥
ReplyDelete