Kreasi Santri: Padukan Kreatifitas dan Usaha
source: NIMedia |
Masih throwback
di the biggest moment in this year, akhirussanah dan khotmil kutub, ada
hal yang menarik untuk saya bicarakan lagi di sini. Sebenarnya sudah dari
kemarin dulu muncul ide di kepala saya untuk jadi bahan tulisan, tapi ada saja
yang menghalanginya. Baru kesampaian sekarang dan kalian bisa menikmatinya
(semoga).
Kreasi
santri sudah menjadi rutinan di akhirussanah sebagai ajang penyaluran
kreatifitas dengan segala apa yang dimiliki santri. Meskipun dengan sederhana
dan property seadanya tidak menyurutkan semangat untuk menanti kegiatan rutin
di bulan syawal ini.
Nah, di
tahun ini kreasi dibagi menjadi beberapa kelompok. Di penampilan pertama ada
paduan suara lagu kebangsaan, Lalu penampil kedua menyanyikan mars syubanul
wathan yang diikuti oleh seluruh santri. Tidak cukup kreatif namun jika dilihat
dari perspektif lain, bisa jadi sebagai kritik bagi panitia yang tidak
mengekspresikan cinta tanah air dan ormas yang selama ini menjadi memberi ruang
pada kita untuk belajar. Penampil lain ada yang memparodikan debat capres
cawapres yang beberapa waktu lalu digelar. Namun sayang, terlalu bertele-tele
dan memakan waktu yang cukup lama. Oh iya, mungkin dari penyelenggara tidak
diberikan durasi jadi mereka kurang memperhatikan waktu. Lalu ada penampiran
menari mungkin, dengan diiringi lagu Roma Irama. Dengan serba hitam dan
kacamata hitam mereka menggoyangkan alat kebersihan yang digunakan sebagai alat
musik petik. Lalu ada puisi berantai yang sangat banyak ditemukan referensinya
di internet. Ada juga yang menyanyikan secara bersama sholawat. Cukup syahdu
didukung para pelantunnya cantik itu. Lalu ada drama dengan tema pesantren yang
menarik dan memancing penonton untuk menebak kejadian berikutnya. Dengan
balutan busana yang menunjukkan karakter mereka berakting dan menguasai
panggung yang ada. Adapula akapela yang cukup membuat serak tenggorokan namun
tetap dilakukan. Dan yang terakhir tampilan parodi manusia kerdil berupa satu karakter yang
diperankan oleh dua orang dengan tangan dan kaki berbeda orang sehingga
menimbulkan gerak yang cukup mengocok perut. Diiringi musik yang dipause
beberapa kali menggambarkan kekompakkan antara dua orang yang memerankan satu
karakter. Ditambah dengan atribut wajah yang lucu dan postur boncel, menambah
kelucuan yang mereka berikan.
Dari
berbagai penampilan itu, tidak hanya menunjukkan kreatifitas saja namun juga
usaha yang dikerahkan untuk unjuk gigi. Kekompakkan antar anggota kelompok juga
andil dalam penampilan yang disuguhkan. Tanpa ada kekompakkan, hasilnya tidak
bisa sedemikian yang ada di panggung malam itu. Meskipun tetap ada yang kurang,
berpartisipasi untuk ikut perlu diapresiasi.
Dari
keputusan juri, pemenang direbut oleh tampilan drama dan parodi manusia kerdil. Jika dilihat dari beberapa sisi memang sudah tertebak. Bagaimana
tidak, usaha yang mereka bawa untuk tampil terlihat beda serta ada ide kreatif
yang mendasari tampilan tersebut. Dari drama sendiri, meskipun bukan dari
bidang kesenian mampu mempersembahkan drama dengan alur yang cukup relate
dengan pesantren saat ini. Meskipun tema yang diangkat sangat umum, namun
kelompok yang lain belum bisa memberikan yang demikian. Jangan membayangkan
drama dari bidangnya misal dari budayawan atau seniman murni namun dari usaha
untuk mencapai yang demikian itu. Dari pertunjukkan dua orang dalam satu
karakter tak kalah usaha yang dibawa juga cukup besar. Trend yang sedang naik
di sosial media mereka bawakan dengan menarik dan baru pertama kali dari
beberapa pagelaran sebelumnya. Ide yang baru muncul pada malam itu. Kita bisa
melihat sikap anggota dari kreasi santri malam itu. Kalo di sekolah formal,
banyak aspek yang terlihat dan menjadi rambu-rambu perkembangan masing-masing
individu. Namun, di pesantren kreasi ini untuk membangkitkan kreatifitas,
kerjasama, dan kekompakkan antar santri saja.
Post a Comment for "Kreasi Santri: Padukan Kreatifitas dan Usaha"
Post a Comment