Manusia adalah Peniru yang Ulung, Bukan Hanya di Fase Anak
Selama ini seringkali terdengar istilah ‘anak adalah peniru yang ulung’. Sebab apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan oleh anak akan ditiru. Sehingga perlu dijaga apa yang dikatakan dan dilakukan jika berada di dekat anak-anak. Sebab dengan sangat mudah terekam di memori dan terpanggil kembali dalam bentuk tingkah anak. Maka jika ada anak yang melakukan atau mengatakan hal yang selayaknya orang dewasa jangan heran, pasti ada yang pernah melakukan atau mengatakan di sekitar anak. Anak tidak salah, namun orang di sekitarnya yang perlu membenahi diri. Sebab anak hanya merekam dan memanggil memorinya saja. Dan memorinya menerima apapun yang ada di sekitarnya. Tanpa terkecuali.
Fase ini nyatanya tidak hanya terjadi pada masa anak-anak saja. Peniru yang ulung juga berlaku bagi orang dewasa. Hal ini bisa dilihat dari berbagai tipe manusia yang mirip. Hal ini disebabkan manusia meniru manusia yang lain. Orang dewasa pun masih suka meniru salah satu atau beberapa figure yang jadi panutannya. Tak heran jika di masyarakat sering terjadi tranding fashion atau gaya tertentu dan diikuti oleh khalayak umum.
Hal tersebut menunjukkan sampai di usai dewasa, manusia masih menjadi peniru yang ulung. Antar manusia meniru gaya satu individu dengan individu lain. Apalagi untuk meniru hal kurang baik, sangat mudah dan sulit dihilangkan. Contoh kecilnya, di banyak instansi ketika ada ketidaktepatan program yang dijalankan oleh anggota pasti sudah ada yang mendahului. Atau bahkan dari pihak pemegang kuasa juga melakukan hal yang sama. Hanya beda skala saja. Lebih jauh lagi di suatu perusahaan ketika pimpinan melakukan suatu hal pasti akan diikuti oleh bawahannya. Misalkan pimpinannya disiplin maka karyawannya pun akan ikut disiplin. Begitu pula sebaliknya. Apalagi untuk organisasi skala kecil. Apa yang dilakukan pimpinan akan diperhatikan oleh anggotanya dan menjadi contoh. Jika pimpinan disiplin akan diikuti oleh bawahannya. Begitu pula dengan pimpinan yang melenceng, bawahan pun akan melenceng dan menggunakan nama pimpinan sebagai contohnya.
Hal ini juga yang mungkin menyebabkan beberapa tatanan di Indonesia tidak berjalan dengan seharusnya. Katakan pihak kepolisian. Kenapa masih banyak kejahatan atau kriminal tidak sampai di kantor polisi. Salah satu sebabnya dan cukup efeknya yakni pelaporan kasus serupa yang lambat dalam menanganinya. Belum lagi biaya administrasi yang tidak sedikit. Komunikasi antar pegawai yang adapun cukup buruk. Sehingga korban ketika memfollow up kasusnya dengan pegawai yang berbeda malah disuruh dengan pegawai yang sama. Lalu apa fungsinya lembaga itu, jika tanpa adanya komunikasi yang baik.
Maka dari itu, sebagai manusia sudah sepantasnya menjaga sikap dan perilaku. Ini sebagai bekal ke depannya sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk mempertahankan norma dan aturan yang sesuai. Sehingga ketika dalam posisi yang menjadi pusat perhatian atau memiliki jabatan tidak kaget dan sudah terbiasa untuk menjalankan norma dan aturan yang sesuai. Hal ini akan menjadi contoh yang akan ditiru oleh orang yang berada di bawah posisi kita. Atau bahkan orang yang berada di atas kita pun akan segan.
Jika tidak, paling tidak kita memiliki bekal untuk menjadi pribadi yang berkualitas. Dengan berkualitas manusia tidak mudah terbawa arus. Sehingga tetap teguh dengan pendirian dan tidak mudah untuk dibujuk.
Di era ini, dengan terjadinya inflasi, semua orang terhimpit dan harus dengan cepat beradaptasi. Kondisi ini memudahkan oknum untuk membujuk pribadi yang goyah pendiriannya. Oleh karena menjadi pribadi yang memiliki perilaku sesuai norma dan peraturan sangat dibutuhkan agar tidak mudah dirayu.
Menjadi peniru yang ulung memang sifat dasar manusia. Namun ketika dewasa manusia seharusnya menggunakan akal untuk meniru hal yang boleh dan mana yang tidak. Dapat memilah mana yang berbahaya mana yang aman. Berbeda dengan anak-anak yang belum bisa membedakan dua sisi tersebut. Peniru yang ulung hanya sebatas tekstual, tidak secara kontekstual.
Post a Comment for "Manusia adalah Peniru yang Ulung, Bukan Hanya di Fase Anak"
Post a Comment