Jangan Merusak Kepercayaan Orang Tua dengan Meninggalkan Tanggung Jawab
source: Nurul Iman Media |
Sahabat
santri yang dimuliakan oleh Allah, pasti kalian semua pernah mendengar potongan
hadist yang artinya Ridho Allah itu tergantung pada ridho orang tua. Lantas
yang menjadi pertanyaan apakah sahabat sudah pernah mendapatkan ridho orang tua?
Bagaimana cara mendapatkan ridho orang tua tersebut?
Sebagai
seorang anak atau buah hati dari orang tua, sudah selayaknya kita berusaha
untuk menjadi anak yang baik, yang berbakti kepada kedua orang tua, yang tidak
pernah menyakiti hatinya, dan tidak pernah lupa untuk senantiasa mendo’akan
mereka, baik itu masih hidup ataupun sudah meninggal. Dengan seperti yang sudah
disebutkan di atas itu bisa menjadi jalan atau washilah kita untuk mendapatkan
ridho orang tua. Karena pada hakikatnya ridho itu tidak dapat dilihat secara
langsung, namun bisa saja dirasakan kenikmatanya.
Bagaimana
jika kita mulai dari hal yang sepele dulu atau hal-hal yang mungkin kita suka
lalaikan, untuk merubah kita bisa menjadi buah hati yang berbakti kepada orang
tua. Dengan apa? Ya, salah satunya dengan tidak pernah merusak kepercayaan
orang tua dengan meninggalkan kewajiban atau tanggung jawab kita.
Kewajiban
orang tua adalah menafkahi anaknya, mendidik dan menyekolahkan anaknya. Sedangkan
kewajiban kita sebagai seorang anak adalah belajar dengan sungguh, sekolah yang
bener dan rajin. Tapi, kadangkala kita malah tidak melaksanakan kewajiban
tersebut, kita lalai akan tanggung jawab yang kita miliki. Di saat orang tua
sedang susah payahnya mencari dana, mencari penghasilan untuk dapat
menyekolahkan kita, tapi kita malah di sekolah suka bolos, tidak mendengarkan
penjelasan guru, terlalu menghabiskan uang untuk jajan. Kita yang sudah
dikuliahkan orang tua di kampus malah nongki-nongki dengan temen secircle,
malah suka shopping-shopping, mbolos kuliah dengan alasan tidak masuk akal,
tidak pernah serius belajar, dan lain-lain. Buat kita yang masih di pesantren
yang sukanya tidur-tiduran aja, sering melanggar aturan, tidak serius mengaji
dan lain sebagainya. Mungkin hal-hal itu
terlihat sepele, tapi bagaimana jika hal itu diketahui oleh orang tua kita?
Bagaimana perasaan mereka?
Orang
tua sudah memberikan kepercayaannya kepada kita, tapi kita sebagai buah hati
malah tidak amanah. Mereka mengira bahwasanya anaknya di sana pasti sedang
belajar dengan rajin, sedang mendengarkan gurunya, tapi pada kenyataannya zonk.
Bahkan ada salah satu dosen saya yang
mana beliau memberikan pesan kepada mahasiswanya, bahwasanya jikalau kita mau
izin tidak masuk kuliah, maka izinnya jangan hanya kepada dosen, jangan hanya
memberi surat kepada dosen, tapi orang tua kitapun wajib mengetahui akan
perizinan kita, karena merekalah yang membayar biaya kuliah kita (UKT). Wahai
teman-teman dan sahabat santri semuanya, yuk kita hapus hal-hal yang seperti
itu, mari kita jaga kepercayaan orang tua dengan baik.
Banyak
sekali cerita-cerita kesuksesan orang-orang yang mana mereka notabennya
berlatar belakang kurang mampu, tapi mereka berhasil dan dapat tercapai
cita-citanya. Salah satu kuncinya adalah mereka senantiasa bersungguh-sungguh
dalam segala hal, mereka berusaha semaksimal mungkin agar cita-citanya
tercapai, agar dapat membahagiakan orang tua, hal ini pun bisa menjadi contoh
bagi kita semua. Jangan pernah mengecewakan orang tua, jangan pernah membuat
orang tua kita bersedih. Sebisa mungkin kita buat orang tua kita bahagia.
Semoga dengan hal-hal kecil yang dapat membuat orang tua bahagia sehingga kita
bisa mendapatkan ridhonya, dan Allah pun ikut meridhoi juga. Aaamiiin…..
Asnah
Mahsunah
Post a Comment for "Jangan Merusak Kepercayaan Orang Tua dengan Meninggalkan Tanggung Jawab"
Post a Comment