Peringatan 10 Muharram di Pondok Pesantren Nurul Iman
Nurul Iman Media – Dalam rangka memperingati 10
Muharam, Kamis (27/7/2023), santri pondok pesantren Nurul Iman Pasir Wetan
mengadakan pengajian dalam rangka peringatan 10 Muharram 1445 H. Acara tersebut
menghadirkan gus Ahmad Nafi’uddin sebagai pembicara dan dihadiri oleh seluruh
santri.
Acara tersebut merupakan sebuah agenda yang dirangkai
dengan kreatifitas dan ide dari para santri. Dari mulai perencanaan hingga
konsep yang digunakan. Kegiatan
peringatan hari besar Islam memang sudah sangat lazim dilaksanakan, terlebih
dalam lingkup dunia pesantren.
Pengajian peringatan tanggal 10 Muharam yang diadakan oleh
santri di pondok pesantren Nurul Iman berjalan dengan khidmat. Acara dimulai
pukul 20.46 WIB dengan pembacaan tahlil yang dipimpin oleh kang Umam. Selepas
itu pukul 21.10 WIB dilanjut dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan sholawat
oleh mba Asnah diikuti sambutan dari ketua pondok yang disampaikan oleh kang
Wahyu. Sekitar pukul 21.30 WIB gus Nafi memasuki masjid dan memulai pengajian.
Dalam awal penyampaiannya beliau menyinggung
peringatan malam itu. Peringatan tanggal 10 bulan Muharam atau yang lebih
dikenal dengan hari ‘Asyuro. “Malam ini adalah malam yang berkah,
karena malam ‘asyuro kemudian bulan yang berkah karena merupakan salah satu
dari empat bulan yang mulia selama setahun. Ditambah lagi, malam ini adalah
malam Jum’at” ucap Gus Nafi.
Kata ‘Asyuro sendiri, seperti yang beliau
jelaskan secara lingkup kecil yaitu diambil dari kata dasar ‘Asyaroh yang
berarti sepuluh. Kemudian kata tersebut diubah bentuknya ke isim ghoiru
munshorif menjadi ‘Asyuro yang dapat diartian sebagai hari ke-sepuluh
dari bulan Muharam.
“Hari ini saya akan mengajak panjenengan ngobrol
saja. Terkait karena memang mayoritas disini santri baru, diawal tadi saya
sudah membuka sebuah hadits qudsi yang artinya Gusti Allah, kepengen ndadekna
wong niku dados tiyang sing sae,” ucap gus Nafi, yang kemudian disambung
dengan penjabaran bahwa, ketika Allah ingin hambanya menjadi orang baik, maka
caranya yaitu, يُفَقِّهْهُ فِيْ الدِّيْنِpelan-pelan akan diberikan
pemahaman tentang urusan agama. Artinya, potensi terbaik seseorang menjadi
pribadi atau personal yang baik adalah melalui ilmu agama.
“Ada salah satu kalam hikmah dari Sayyid Abdullah
bin Alawi bin Muhammad Al-Haddad, beliau mengatakan seperti ini اِنّمَا تَنْفَعُ الْمَوْعِظَةُ مَنْ اَقْبَلَ عَلَيْهَا
بِقَلْبِهِ Mau’idzah itu berarti kata-kata
positif/motivasi. Nek kalam hikmah atau mau’idzah hasanah itu bisa berdampak
efektif, berlaku hanya kepada orang-orang yang menyimak dengan hatinya.” ucap
gus Nafi.
Kisaran satu jam, gus Nafi mengakhiri pembicaraannya.
Sekitar pukul 22.30 WIB santri kembali ke kamar dan istirahat.
Reporter : Inggit Ariska
Editor : Irna Mr
Post a Comment for "Peringatan 10 Muharram di Pondok Pesantren Nurul Iman"
Post a Comment