Manusia Adalah Peniru Yang Ulung
Source : NIMedia |
Selama
ini seringkali terdengar istilah ‘anak adalah peniru yang ulung’. Sebab apa
yang dilihat, didengar, dan dirasakan oleh anak akan ditiru. Sehingga perlu
dijaga apa yang dikatakan dan dilakukan jika berada di dekat anak-anak. Sebab
dengan sangat mudah terekam di memori dan terpanggil kembali dalam bentuk
tingkah anak. Maka jika ada anak yang melakukan atau mengatakan hal yang
selayaknya orang dewasa jangan heran, pasti ada yang pernah melakukan atau
mengatakan di sekitar anak. Anak tidak salah, namun orang di sekitarnya yang
perlu membenahi diri. Sebab anak hanya merekam dan memanggil memorinya saja.
Dan memorinya menerima apapun yang ada di sekitarnya. Tanpa terkecuali.
Fase ini
nyatanya tidak hanya terjadi pada masa anak-anak saja. Peniru yang ulung juga
berlaku bagi orang dewasa. Hal ini bisa dilihat dari berbagai tipe manusia yang
mirip. Hal ini disebabkan manusia meniru manusia yang lain. Orang dewasa pun
masih suka meniru salah satu atau beberapa figure yang jadi panutannya. Tak
heran jika di masyarakat sering terjadi tranding fashion atau gaya tertentu dan
diikuti oleh khalayak umum.
Hal
tersebut menunjukkan sampai di usai dewasa, manusia masih menjadi peniru yang
ulung. Antar manusia meniru gaya satu individu dengan individu lain. Apalagi
untuk meniru hal kurang baik, sangat mudah dan sulit dihilangkan. Contoh
kecilnya, di lingkungan kampus ketika ada ketidaktepatan program yang
dijalankan oleh mahasiswa pasti sudah ada yang mendahului. Atau bahkan dari
pihak kampus juga melakukan hal yang sama. Hanya beda skala saja. Lebih jauh
lagi di suatu perusahaan ketika pimpinan melakukan suatu hal pasti akan diikuti
oleh bawahannya. Misalkan pimpinannya disiplin maka karyawannya pun akan ikut
disiplin. Begitu pula sebaliknya. Apalagi untuk organisasi skala kecil. Apa
yang dilakukan pimpinan akan diperhatikan oleh anggotanya dan menjadi contoh.
Jika pimpinan disiplin akan diikuti oleh bawahaanya. Begitu pula dengan
pimpinan yang melenceng, bawahan pun akan melenceng dan menggunakan nama
pimpinan sebagai contohnya.
Hal ini
juga yang mungkin menyebabkan beberapa tatanan di Indonesia tidak berjalan
dengan seharusnya. Katakan pihak kepolisian. Kenapa masih banyak kejahatan atau
kriminal tidak sampai di kantor polisi. Salah satu sebabnya dan cukup efeknya
yakni pelaporan kasus serupa yang lambat dalam menanganinya. Belum lagi biaya
administrasi yang tidak sedikit. Komunikasi antar pegawai yang adapun cukup
buruk. Sehingga korban ketika memfollow up kasusnya dengan pegawai yang berbeda
malah disuruh dengan pegawai yang sama. Lalu apa fungsinya lembaga itu, jika
tanpa adanya komunikasi yang baik.
Maka
dari itu, sebagai manusia sudah sepantasnya menjaga sikap dan perilaku. Ini
sebagai bekal ke depannya sehingga memiliki pondasi yang kuat untuk
mempertahankan norma dan aturan yang sesuai. Sehingga ketika dalam posisi yang
menjadi pusat perhatian atau memiliki jabatan tidak kaget dan sudah terbiasa
untuk menjalankan norma dan aturan yang sesuai. Hal ini akan menjadi contoh
yang akan ditiru oleh orang yang berada di bawah posisi kita. Atau bahkan orang
yang berada di atas kita pun akan segan.
Jika
tidak, paling tidak kita memiliki bekal untuk menjadi pribadi yang berkualitas.
Dengan berkualitas manusia tidak mudah terbawa arus. Sehingga tetap teguh
dengan pendirian dan tidak mudah untuk dibujuk.
Di era
ini, dengan terjadinya inflasi, semua orang terhimpit dan harus dengan cepat
beradaptasi. Kondisi ini memudahkan oknum untuk membujuk pribadi yang goyah
pendiriannya. Oleh karena menjadi pribadi yang memiliki perilaku sesuai norma
dan peraturan sangat dibutuhkan agar tidak mudah dirayu.
Menjadi
peniru yang ulung memang sifat dasar manusai. Namun ketika dewasa manusia
seharusnya menggunakan akal untuk meniru hal yang boleh dan mana yang tidak.
Dapat memilah mana yang berbahaya mana yang aman. Berbeda dengan anak-anak yang
belum bisa membedakan dua sisi tersebut. Peniru yang ulung hanya sebatas
tekstual, tidak secara kontekstual.
Post a Comment for "Manusia Adalah Peniru Yang Ulung"
Post a Comment