Menjadi Bernilai
Manusia
diciptakan tidak lain dan tidak bukan untuk menyembah atau mengabdi kepada
Allah semata. Manusia pula diturunkan di bumi dengan membawa misi yaitu menjadi
khalifah di bumi tanpa menanggalkan pengabdiannya kepada Allah. Tugas yang
mudah sekaligus tugas yang sulit mengingat manusia terisi oleh tiga unsur:
nafsu, malaikat dan hewan. Perpaduan ketiganya menjadi salah satu sebab manusia
memiliki perbedaan dan menjadi solusi yang unik. Manusia mesti mengendalikan
diri agar bisa menonjolkan unsur malaikatnya sehingga dapat menebar kebaikan
dan kedamaian. Namun tidak semua diberi kekuatan untuk hal itu. Dari hal ini
menjadi salah satu bukti kekuasaan Allah.
Sebagai
makhluk, pasti memiliki awal dan akhir dari kehidupannya. Awalnya sudah dilalui
kini tengah menunggu giliran untuk kembali. Sembari menunggu giliran, baiknya
menyiapkan bekal untuk kembali yang tak lain berupa amal kebaikan. Jika harimau
mati meninggalkan belang, gajah meninggalkan gading, maka manusia mati akan
meninggalkan nama. Nama itu kita ukir sedari lahir hingga akhir nanti. Maka
kemungkinan itu hanya ada dua, nama yang baik atau nama yang kurang/tidak baik.
Sebagai
manusia yang memiliki sebutan santri, nama yang hendaknya dijaga bukanlah hanya
nama pribadi, namun meliputi keluarga dan juga lembaga. Maka sebagaimana
langkah kita menjejak bumi banyak nama yang harus dijaga agar kita berakhir
dengan bernilai bukan sekadar meninggalkan gemerlapnya dunia.
Tentunya
hal itu tidak datang atau terjadi begitu saja namun ada usaha-usaha yang
dilalui agar menjadi bernilai. Berikut kiat-kiatnya:
Menjadi
diri sendiri. Ini menjadi bekal untuk berkembang sebebas
mungkin. Dengan mengenali diri sendiri eksistensinya tidak tergeser dengan
pergeseran trend. Dengan menjadi diri sendiri mempermudah dalam mencapai tujuan
yang hendak diraihnya karena standar yang ditetapkan sudah disesuaikan dengan
kemampuan sendiri. Dengan ini pula apa yang dilakukan terasa ringan dan
terhindar dari misah misuh sebab apa yang dilakukan merupakan kehendaknya sendiri.
Ini juga menjadi daya tarik sendiri bagi individu atau kelompok lain sebab
memiliki kekhasan yang hanya dimiliki oleh satu individu. Bahkan dengan menjadi
dan mengenali diri sendiri menjadikan individu
tersebut mengenal Tuhannya. Man arafa nafsahu faqad arafa rabbahu.
Menjadi
unik.
Menjadi unik menjadi salah satu kelebihan yang gampang dikenali orang lain. Hal
ini disebabkan hanya dimiliki oleh satu individu itu saja sehingga dengan
menyebutkan keunikan itu semua orang anak mengenalinya. Hal ini juga disebabkan
salah satunya dengan menjadi diri sendiri. Karena keagungan Tuhan menciptakan
makhluk yang berbeda-beda dan tak ada satupun yang sama. Dengan itu, sebisa
mungkin mensyukuri nikmat Tuhan dengan menjadi unik.
Menjadi
ahli.
Manusia ditugaskan untuk menjadi khalifah di bumi. Hal ini tentu tidak dilepas
sepenuhnya oleh Tuhan melainkan tetap dalam pantauan dan bantuan Tuhan. Dengan
mengemban tugas mulia tersebut, manusia sepantasnya memiliki skill agar bisa
mewujudkan tugas itu di salah satu sisinya. Hal ini dapat dicapai dengan
belajar. Di dunia ini sangat banyak keahlian yang dapat ditekuni namun cobalah
untuk menekuni satu hal yang memang menarik dan sesuai kemampuan. Dengan satu
bidang, cobalah untuk terus menggali ilmu tersebut dan menjadi ahli di bidang
itu. Sebab dengan menjadi ahli dapat menebar kebermanfaatan pada diri sendiri
maupun sekitar yang membutuhkan. Memang tidak salah mencoba berbagai bidang,
namun harus memiliki satu yang didalami. Sebab dalam tiap bidang pasti memiliki
ahli. Jadi ahli dalam suatu bidang. Sebab menguasai satu bidang dengan sungguh
akan lebih bernilai daripada bisa di segala bidang namun hanya sekadar tau. Hal
ini tidak bisa mengatasi suatu permasalahan yang serius.
Menjadi
bermanfaat. Jadikan kehadiran kita membawa perubahan ke arah
yang positif. Kebermanfaatan kita bisa dirasakan oleh orang di sekelilingnya.
Dari hal sebelumnya, menjadi bermanfaat memiliki nilai lebih di lingkungan
sekitar. Meskipun terkadang ada oknum yang memanfaatkan kebaikan atau ketulusan
seseorang, namun selagi memiliki misi menebar kebermanfaatan tidak menjadi
penghalang menuntaskan misinya tersebut. Khoru an-nas anfauhum li an-nas.
Nah,
itulah beberapa kiat yang dapat dicoba untuk menjadi manusia yang bernilai. Selain
hal di atas, masih banyak kiat-kiat yang belum sempat dituliskan. Sekiranya ada
yang mau menambahkan, jangan ragu untuk menuliskan di kolom komentar atau
menghubungi admin. Kritik dan saran kami terima dengan lapang demi perkembangan
kami.
Post a Comment for "Menjadi Bernilai"
Post a Comment