Kualitas Ditentukan Oleh Kuantitas - HSN 2022 Nurul Iman
sumber: NIMedia (penghormatan Sang Merah Putih) |
Sudah
bukan menjadi konsumsi pribadi lagi, kita tahu bahwa tanggal 22 Oktober telah disepakati
sebagai hari santri nasional. Seluruh pesantren dan institusi agama Islam menandai
tanggal tersebut serta paling tidak melaksanakan upacara. Tak jauh berbeda dengan
Pondok Pesantren Nurul Iman, beserta lembaga lain di bawah naungan Yayasan
Nurul Iman mengadakan upacara di pelataran Masjid Nurul Iman tepat pada tanggal
22 Oktober 2022. Nuansa putih yang dipadukan dengan hitam menghiasi pelataran
masjid Nurul Iman selama kurang lebih 90 menit.
Upacara yang
dihadiri ikuti oleh santri pondok pesantren Nurul Iman, TKQ Fathul ‘Ulum serta
Paud TPQ Fathul ‘Ulum itu dimulai pukul
08.00 WIB. Rangkaian pelaksanaan upacara tidak jauh berbeda dengan
upacara pada umumnya. Pastinya udah tau, kan? Ada pembukaan, pengondisian
peserta upacara, penghormatan, pembacaan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia Tahun 1945, pembacaan teks Pancasila, amanat pembina upacara, doa,
menyanyikan lagu-lagu. Gitu, kan? Takutnya udah ada perbedaan rangkaian
upacara, soalnya hampir ngga pernah ikut upacara, sih.
Upacara dimulai
sebab tak mau dipanggang matahari yang sudah seperempat perjalanannya lebih
lama lagi .Masing-masing pemimpin barisan menyiapkan peserta yang dibagi
menjadi tiga kelompok. Namun, ada yang kurang pas dalam hal ini yang mana dalam
teorinya ketika seorang pemimpin menyiapkan barisan, pemimpin tersebut harus
dalam keadaan siap terlebih dahulu tetapi di sini pemimpin belum dalam keadaan
siap, bahkan masih cengengesan. Ya harap maklum, kebetulan yang bertugas santri
baru Nurul Iman jadi masih harus menyesuaikan dengan lingkungan sekarang,
Pondok Pesantren Nurul Iman.
Penghormatan
aman, baik dari hormat pada pemimpin upacara, pembina upacara, maupun pada
bendera tanah air kita, Sang Merah Putih. Meski tak melalui proses pengibaran
yang biasanya dikibarkan melalui proses tarik menarik, namun lagu kebangsaan
tetap dinyanyikan mengiringi Sang Merah Putih yang dibawa memasuki area
upacara. Nah, di sini pun ada yang terlewat, lurrr. Yang mana, seharusnya
dalam menyanyikan lagu kebangsaan diiringi instrument dari handphone,
tapi kelupaan alias ada human error istilah kerennya dikit. Jadi, ada mis-communication.
Tapi ya sudahlah. Tidak merusak upacara juga. Lagian yang tau paling ya itu itu
aja. Peserta ngga peduli. Hehe.
sumber: NIMedia (penyampaian amanat pembina upacara) |
Lanjut, lurr.
Pembacaan buah pemikiran yang bercikal dari hasil rapat perdana BPUPKI, aman. Hayo
masih ingat ngga nih. Ya udah, tak kasih tau aja, teks Pancasila itu, lho. Pembacaan
pembukaan dasar negara juga aman. Pembina tak mau ketinggalan, nih. Meskipun matahari
tampak semangat, tak menyurutkan pembina upacara dalam menyampaikan amanatnya. Dalam
amanatnya, pembina, Gus Rozak, mengajak seluruh peserta mengucapkan ikrar
santri. Setelah selesai, beliau sedikit mengupas salah satu arti dari ikrar
tersebut serta menguatkan dengan kutipan yang diambil dari kitab Ta’limul Muta’alim.
Beliau menegaskan kembali hal-hal yang sebaiknya dilakukan dan dibenahi oleh
santri dalam rangka menjaga harkat dan martabat santri serta menjaga nama baik
pribadi maupun lembaga, Pondok Pesantren Nurul Iman, baik di dalam lingkungan
pesantren maupun di lingkungan masyarakat serta lingkungan akademik.
sumber : NIMedia |
Amanat sudah.
Dilanjutkan dengan menyanyikan beberapa lagu: mars syubbanul wathon, hari
santri, serta ayo mondok. Kali ini tidak ada human error dalam pemutaran
instrument. Namun, dirigent sempat bingung dalam memimpin. Di sisi lain, peserta pun tampak bingung dan tidak serentak menyanyikan mars karena tidak ada simulasi terlebih dahulu atau paling tidak panduan atau pemberitahuan singkat sebelum dilaksanakan upacara. Tapi ya
sudahlah tidak apa juga. Yang penting udah mau tampil.
Nyanyi-nyanyi
selesai langsung dilanjut dengan pembacaan doa. Lalu Pembina upacara
meninggalkan lapangan, dan diikuti serangkaian penutupan upacara.
Usai upacara,
TKQ dan PAUD TPQ Fathul ‘Ulum melanjutkan dengan pembagian hadiah dalam
serangkaian lomba dalam rangka memperingati maulid Nabi SAW. Santri Pondok
Pesantren Nurul Iman melanjutkan kembali aktivitas masing-masing individu.
Secara keseluruhan,
pelaksanaan tidak melenceng jauh dari tujuan utama, namun karena persiapan yang
minim menjadikan beberapa hal tak terduga kurang dapat diatasi. Alangkah baiknya
untuk pelaksanaan selanjutnya bisa dipersiapkan dengan lebih baik lagi, sebab kuantitas
suatu latihan dapat menentukan kualitas hasil atau pelaksanaan. Tetap semangat
dan selalu berdaya untuk kemanusiaan serta tak lupa berdaya untuk diri
sendiri.
Post a Comment for "Kualitas Ditentukan Oleh Kuantitas - HSN 2022 Nurul Iman"
Post a Comment