Adab Guru – Sudah Adakah dalam Diri Guru?
sebagian guru TPQ MADIN Fathul 'Ulum |
Guru
adalah sosok yang menjadi patokan dan acuan murid dalam melakukan dan
menentukan perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Meski tidak selalu dituliskan
di jobdesk, hal ini penting untuk diingat dan diimplementasikan dalam
kepribadian seorang guru. Sebab itulah, menjadi guru bukan menjadi pekerjaan
atau kegiatan yang mudah dan tidak pula sulit.
Mengingat
hal itu guru sebagai teladan muridnya harus memiliki cerminan taqwa dalam
dirinya. Di sisi lain sikap terpuji menjadi salah satu syarat menjadi guru agar
murid yang notabene-nya masih memiliki ruh yang lemah daripada gurunya dapat
menjadi contoh atau menyesuaikan gurunya tersebut. Maka dari itu, sudah
selayaknya guru untuk bertaqwa, tawadhu’, lemah lembut agar murid bersimpati
dan perlahan mengikuti sikap-sikap gurunya. Hal ini lantaran guru menjadi
penuntun murid dalam menyempurnakan ilmu dan makrifat. Di sinilah sikap guru
sedikit banyak berpengaruh terhadap perkembangan murid. Apa saja yang dilakukan
guru perlahan secara tidak sadar akan melekat pula pada murid. Maka jika ada
murid yang kurang baik jangan langsung menyalahkan murid. Lihat pula apa yang
telah dilakukan guru sebelumnya. Barangkali murid mengambil referensi dari guru
tersebut. Dari sinilah ilmu perlahan melebur dalam diri. Sebab ilmu merupakan
hal yang bisa dibawa ke kamar mandi, tidak hanya ada di kelas. Ilmu itu yang
menempel pada tubuh dan jiwa seseorang. Bukan hanya yang bisa dihafalkan secara
lisan, namun meliputi perbuatan.
Di samping
itu, rasa kasih sayang tak lepas agar murid minimal menyukai apa yang sedang
ditransfer oleh guru tersebut. Dengan kasih sayang apa yang tertanam dalam diri
murid tidak menimbulkan luka. Hal ini akan mengena dan mendamaikan. Berbeda
jika disampaikan dengan keras. Tertanam dalam murid bisa jadi, namun disertai
dengan perasaan terluka dan menyimpan dendam yang nantinya bisa jadi ia
tularkan lagi pada generasi setelahnya. Murid akan beranggapan bahwa mendidik
harus seperti dirinya dididik sebelumnya, dengan keras agar hal yang
disampaikan dapat tertanam, namun luka juga ikut tertanam. Maka jika ingin
melepas mata rantai pendidikan yang keras, guru harus mau memulai mendidik
dengan kasih sayang dan meninggalkan didikan gurunya yang mungkin keras. Guru
harus menerima dan menghentikan praktik pendidikan yang keras. Guru harus
berdamai dengan egonya demi memunculkan kasih sayang pada murid.
Tak lupa,
sopan santun perlu dicontohkan agar murid adab yang baik. Lagi-lagi pendidikan
melalui tinkah laku menjadi hal yang urgen di era saat ini. Sebab murid
merupakan peniru yang ulung. Sehingga agar murid memiliki adab yang baik, guru
harus menerapkan sopan santun terlebih dahulu. Sebab apa yang dilihat oleh
murid dari gurunya bisa menjadi pembanding perilaku yang akan dilakukan oleh
murid.
Jangan
membebankan murid dengan pemahaman yang tidak mampu mereka pikirkan. Beri
pemahaman sederhana yang bisa dicerna dengan mudah dan beri ruang bagi murid
untuk mengembangkan pemahaman tersebut. Tak lupa selalu damping perkembangan pemahaman
mereka agar tidak terbawa pada aliran-aliran yang membahayakan diri sendiri
ataupun orang di sekitarnya.
Semangat cil
ReplyDeleteYok bisa yok
ReplyDelete