Fungsi Terselubung Pendidikan, Mengemban Amanah Kekhalifahan
Manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah dengan sempurna yang
memiliki hal-hal yang tidak dimiliki makhluk lainnya seperti malaikat, jin,
hewan, dan lain sebagainya. Sebuah kelebihan yang hanya dimiliki manusia dan
bisa dirasakan pula kenikmatannya. Dengan dilengkapi akal, ruh, hati, dan nafsu
manusia bisa mengoptimalkan ketiga unsur tersebut untuk meraih kebahagiaan di
dunia maupun di akhirat. Manusia bisa memilih segala hal yang hendak
dilakukannya, mengendalikan diri, dan memutuskan tujuan hidupnya. Hal ini
sungguh menyenangkan bukan?
Namun, apa si sebenarnya tujuan manusia diturunkan ke bumi?
Sebelum diturunkan ke bumi, malaikat sempat memprotes kehendak
Allah yang mana manusia diturunkan ke bumi selagai khalifah di bumi. Pikir
malaikat, manusia hanya akan merusak bumi. Namun, Allah tidak membenarkan
sangkaan malaikat itu. Allah tetap menurunkan manusia ke bumi dan menjadikannya
khalifah di sana.
Dari sini, terlihat bukan? Bahwa Allah memberi kepercayaan yang
besar kepada manusia untuk menjaga dan mengatur bumi.
Lalu, apa yang harus dilakukan manusia dalam menjaga amanah Allah
terkait tugasnya sebagai khalifah yang mana memiliki tanggung jawab sekaligus
anugerah kekuasaan untuk mengatur dan membangun dunia, dari berbagai segi
kehidupan dan menjadi saksi keagungan Allah di jagat raya ini.
Abu Bakar Muhammad, menyimpulkan tiga bagian pokok tugas
kekhalifahan yang dibebankan kepada manusia, yaitu: tugas kekhalifahan terhadap
diri sendiri, dalam keluarga, dan dalam masyarakat.
Dari hal di atas, bagian yang memiliki potensi besar untuk dijejaki
yaitu tugas kekhalifahan terhadap diri sendiri mengingat berumah tangga saja
belum apalagi bermasyarakat yang baik. Sejauh ini, kita (re; pelajar/mahasiswa/santri)
masih dalam ranah memimpin diri sendiri. Bagaimana pun kita masih belum
sepenuhnya bisa memegang masyarakat, terkadang memegang diri sendiri saja belum
tentu bisa apalagi masyarakat.
Lalu apa yang sepantasnya dilakukan untuk memenuhi tugas kekhalifahan
itu? Sementara kita masih di ranah memimpin diri sendiri?
Tidak perlu takut tidak perlu risau untuk mencoba untuk memenuhi
amanah Allah. Dengan itu, kita bisa memimpin diri sendiri untuk mencari ilmu
dan menghiasi diri dengan akhlak yang mulia. Hal yang sudah sangat umum di
telinga kita bukan? Bahkan hal itu sudah termasuk menjalankan amanah Allah.
Masih mau ragu dengan menekunkan kita dalam mencari ilmu?
So, jangan perlu ragu dengan apa yang bertaut dengan Allah. Allah
memberi tugas, tak lupa memberikan pedoman untuk melaksanakannya, kok. Allah
menurunkan wahyu melalui rasul-Nya yang menjadi pedoman bagi manusia. Iya, kan?
Allah tidak membiarkan atau melepas tangan kepada manusia untuk menjaga bumi,
Dia selalu menyertai.
Sekarang tinggal pintar-pintarnya kita mempelajari pedoman yang
sudah diberikan tersebut. Apalagi caranya kalau bukan dengan belajar, dengan
menuntut ilmu. Tuh, kah, ketemu lagi sama yang namanya menuntut atau mencari
ilmu.
Seperti yang sudah pernah di artikel sebelumnya terkait menuntutilmu. Ternyata menuntut ilmu bukan hanya kehendak untuk melariskan lembaga
pendidikan saja, namun juga menjadi salah satu cara menjaga amanah Allah kepada
manusia. Kita menuntut atau mencari ilmu, yang perlahan akan melatih akal kita.
Akal kita semakin terlatih dan perlahan akan melembutkan hati kita. Hati kita
semakin lembut sehingga menuntun pada akhlak yang mulia yang akan membawa
kedamaian dan kelembutan pada sekitar.
Dengan ilmu kita bisa membedakan salah dan benar, boleh dan tidak
boleh, dan lain sebagainya yang mana tidak cukup disikapi dengan mengamati
kondisi sekitar namun harus dilandasi dengan akal dan ilmu. Melihat kondisi
saat ini, yang mana kesamaran terkait benar dan salah sangat rentan menimbulkan
kehancuran, baik untuk diri sendiri ataupun orang lain. Kondisi yang menuntut
kita harus lebih jeli menyikapi fenomena yang mulai keluar jalur, yang mana hal
yang lumrah berubah menjadi sebuah kebenaran tanpa melihat dari sudut pandang
lain apakah memang sebuah kebenaran atau hanya sebuah keumuman yang digandrungi
mayoritas. Hal ini harus direnungkan terlebih dahulu sebelum menutuskan untuk
mengikuti atau meninggalkan. Perlu menghindari menguntit mayoritas hanya karena
keramaian dan ketidaktahuan kita. Kita sepantasnya diam sejenak untuk mendapat
keputusan yang tetap terkait suatu fenomena.
Dari sini, dengan menuntut atau mencari ilmu, tidak saja berfungsi
untuk menambah kecepatan otak saja namun menurun pada tingkah kita dalam
menjalankan keseharian. Makna tersembunyi, tugas kekhalifahan yang diselimuti
pendidikan.
Post a Comment for "Fungsi Terselubung Pendidikan, Mengemban Amanah Kekhalifahan"
Post a Comment