Pentingkah Pendidikan Seks Bagi Remaja?
Pendidikan
seks sendiri di Indonesia masih dianggap menjadi satu hal yang tabu untuk
diberikan kepada anak-anak dan remaja. Hal ini disebabkan karena orang tua atau
orang dewasa enggan menjawab dan merasa risih saat anak remaja menanyakan hal
yang berkaitan dengan seks dan memilih untuk mengalihkan pembicaraan atau mengatakan
kepada mereka bahwa mereka akan tahu dengan sendirinya saat dewasa.
Adapun
pengertian seks sendiri menurut KBBI adalah jenis kelamin, yang berhubungan
dengan alat kelamin. Sedangkan pengertian pendidikan seks sendiri adalah
pendidikan yang mengajarkan tentang kegiatan seksual. Pendidikan seks juga
mengajarkan soal perkembangan alat kelamin dan pertumbuhan fisik pada perempuan
dan laki-laki seperti proses menstruasi dan mimpi basah.
Baru-baru
ini marak terjadi kasus pencabulan yang dilakukan oleh salah satu pimpinan
yayasan suatu pesantren. HW(36) disebut telah melakukan tindakan cabul terhadap
belasan santrinya sejak 2016 di kota Bandung, Jawa Barat. Akibat dari kejadian
itu, total ada 9 bayi yang dilahirkan para korban, dan dua calon bayi lainnya
saat ini masih berada didalam kandungan.
Peristiwa
keji yang dilakukan oleh HW yang juga guru ngaji itu saat ini telah masuk
proses persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Kelas 1A Khusus Bandung. HW
didakwa telah melakukan perbuatan cabul tersebut terhadap 14 orang santri dalam
kurun waktu 5 tahun terakhir. Para korban pun dikabarkan mengalami trauma berat
atas pemerkosaan yang dilakukan HW tersebut. Atas perbuatannya HW didakwa pasal
berlapis yakni Pasal 81 ayat (1) dan (3) Pasal 76 D
UU RI No. 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-Undang No. 23 Tahun 2002
tentang perlindungan anak Jo pasal 65 ayat (1) KUHP maksimal 15 tahun penjara.
Dari contoh diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kita sebagai
remaja harus mengetahui pendidikan seks karena kita tidak tahu kejahatan bisa
datang dari manapun bisa datang dari orang terdekat bahkan dari guru kita
sekalipun. Guru yang seharusnya menjadi panutan, menjadi teladan, bisa menjadi
contoh yang baik bagi para santri/muridnya tetapi malah berperilaku keji yang
merusak moral seperti itu. Sungguh miris melihat negeri ini, menurut saya hal
ini terjadi akibat kurangnya pengetehuan dan pemahaman moral yang ditegakkan di
Indonesia.
Dalam hal ini kita sebagai santri dan sekaligus mahasiswa harus
senantiasa dapat menjaga diri agar terhindar dari peristiwa pencabulan seperti
itu. Salah satunya dengan mempelajari pendidikan seks dan mempertebal keimanan
seperti yang telah dijelaskan oleh Ali bin Abi Thalib pernah mengemukakan
pandangannya “Ma Akram al Nisa Illa
karim wa Ma Ahanahunna Illa Laim “ (Tidaklah
menghormati perempuan kecuali laki-laki yang terhormat dan tidak merendahkan
mereka kecuali laki-laki yang berhati rendah).
Adapun manfaat dari mempelajari pendidikan
seks, yaitu:
1)
Dapat memberikan informasi yang benar dan jelas tentang
perkembangan tubuh dari masa peralihan ke masa remaja
2)
Dapat mencegah remaja melakukan seks bebas
3)
Dapat mencegah kekerasan dan pelecehan seksual dengan
menyadari bahwa mereka harus menghargai dan menjaga tubuh mereka
4)
Dapat mencegah aborsi akibat kehamilan di luar nikah
5)
Dapat mencegah pernikahan di usia dini
6)
Dapat mencegah penularan penyakit kelamin
7)
Dapat membuat remaja mampu menghadapi tekanan dari
teman-teman mereka
8)
Dapat memelihara tegaknya nilai-nilai moral
Strategi yang baik untuk melakukan pendidikan
seks kepada anak adalah dilakukan ketika mereka masih di usia dini dan
dilanjutkan sampai anak tumbuh dewasa hal seperti ini akan membuat orang tua
lebih mudah dan nyaman dalam menjelaskan ke anak saat sudah remaja. Saat anak
sudah mulai beranjak remaja, berikan gambaran kepada anak mengenai anggota
keluarga yang hamil diluar nikah. Jika orangtua khawatir, jelaskan kekhawatiran
tersebut terhadap anak dan harapan orang tua terhadap anak. Lakukan pendekatan
tersebut secara agama dan norma-norma sosial yang telah berlaku di masyarakat.
Biarkan anak memahaminya dan orang tua memberi nasihat secara bijak.
Kita sebagai seorang santri juga harus kritis
memaknai teks-teks islam yang berbicara tentang isu-isu seksualitas. Tidak
seharusnya dimaknai sebagai anjuran mengasingkan atau mengalienasi tubuh
perempuan dari ruang dan relasi-relasi sosial dalam rangka menjalin ketertiban
dan terjaganya moralitas sosial,melainkan menjadi pengkabaran disertai
peringatan nabi Muhammad SAW kepada kaum laki-laki agar mampu mengendalikan
dirinya sendiri dan memberikan penghormatan terhadap eksistensi perempuan.
Dengan begitu, maka perbaikan moralitas dan ketertiban sosial diarahkan
semata-mata terhadap perempuan, melainkan juga cara pndang laki-laki terhadap
perempuan.
Pendidikan reproduksi dan seksualitas merupakan
poin penting dalam program PKBI, utamanya yang menyasar pada anak dan remaja
yang sama haknya dengan orang dewasa dalam mengetahui tentang reproduksi dan
seksualitas. Frasa pendidikan seks sering dibincangkan tetapi kini dunia
membutuhkan pendidikan seksualitas dengan cakupan yang lebih luas :’Pendidikan
seksualitas Komprehensif’ atau ‘Comprehensive Sexuality Education’
Berikut ini adalah 7 komponen pendidikan
seksualitas komprehensif menurut International Planned Parenthood Association
(IPPF) :
1.
GENDER , mencakup: perbedaan gender dan seks, peran dan
atribut gender, persepsi maskulinitas dan feminitas dalam keluarga dan
perkembangannya dalam hidup.
2.
Kesehatan Reproduksi dan HIV, mencakup: seksualitas dan
siklus kehidupan, anatomi, proses reproduksi, cara memakai kondom,
bentuk-bentuk kontrasepsi lainnya, aborsi tidak aman, suntik dan HIV, respon
seksual.
3.
Hak Seksual dan Hak Asasi Manusia, mencakup: pengetahuan
tentang hak asasi manusia dan kebijakan nasional, pemahaman bahwa seksualitas
dan budaya merupakan hal yang beragam dan dinamis.
4.
Kepuasan, mencakup: bersifat positif dalam seksualitas
seseorang.
5.
Kekerasan, mencakup: hubungan seksualitas nono-konsensual dan
pemahaman bahwa hubungan non-konsensual tidak dapat diterima.
6.
Keragaman, mencakup: mengenal dan memahami luasnya keragaman
dalam hidup (kepercayaan, budaya,etnisitas, status sosio-ekonomi, disabilitas,
status HIV, dan seksualitas).
7.
Hubungan manusia, mencakup: jenis-jenis hubungan manusia,
hubungan yang tidak sehat dan yang tidak sehat, komunikasi.
Jadi, komponen-komponen inilah yang menjadi
elemen penting dalam manifestasi pendidikan seksualitas komprehensif. Lebih
dari sekedar tubuh dan organ reproduksi, CSE merupakan pencegahan penularan
virus melalui pendekatan pendidikan.
Post a Comment for "Pentingkah Pendidikan Seks Bagi Remaja?"
Post a Comment