Ilmu Itu Istimewa Menurut Islam, Seistimewa Apa?
Peradaban islam
dibangun dengan ilmu, yang telah diturunkan oleh Allah SWT. Di mana
ilmu tersebut menuntun manusia menuju ke jalan yang benar, jalan yang direstui
Allah SWT. Islam menempatkan ilmu pada posisi yang tinggi dan mulia. Keislaman
seseorang akan sempurna jika didasari dengan ilmu dan sebaliknya. Kesadaran
manusia dalam mengabidkan diri kepada Allah tercermin dengan keilmuan manusia
tersebut. Sangat konyol pengabidan seseorang jika tidak tahu sebenarnya apa
yang dia lakukan, dia hanya melakukan sesuai dengan apa yang orang lain
lakukan.
Islam
mewajibkan penganutnya untuk selalu mencari ilmu.
حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ
سُلَيْمَانَ حَدَّثَنَا كَثِيرُ بْنُ شِنْظِيرٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ عَنْ
أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَوَاضِعُ الْعِلْمِ
عِنْدَ غَيْرِ أَهْلِهِ كَمُقَلِّدِ الْخَنَازِيرِ الْجَوْهَرَ وَاللُّؤْلُؤَ
وَالذَّهَبَ
Telah menceritakan kepada kami [Hisyam
bin Ammar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Sulaiman]
berkata, telah menceritakan kepada kami [Katsir bin Syinzhir] dari [Muhammad
bin Sirin] dari [Anas bin Malik] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim. Dan
orang yang meletakkan ilmu bukan pada pada ahlinya, seperti seorang yang
mengalungkan mutiara, intan dan emas ke leher babi."
Sangat tegas islam jika membahas
tentang ilmu, sehingga nabi Muhammad SAW mewajibkan semua manusia yang
mengimaninya dan Allah SWT untuk mencari ilmu. Bukan tanpa alasan kewajiban ini
hadir, namun memang seistimewa itulah ilmu. Namun tak hanya mewajibkan, islam
juga mengingatkan bahwa ilmu pun dapat membahayakan. Nabi Muhammad SAW
menganalogikan bahayanya ilmu dengan sesorang yang mengalungkan mas, intan, dan
mutiara ke leher seekor babi. Dari analogi yang dikemukakan oleh Nabi Muhammas
SAW, bahwa memberikan ilmu bukan pada ahlinya maka akan sia-sia. Maksudnya
memberikan ilmu kepada orang yang tidak mau memiliki ilmu atau bisa dikatakan
orang yang tidak berusaha dalam mencari ilmu maka hal atau pemberian tersebut
akan sia-sia. Kewajiban seorang muslim adalah mencari ilmu. Jikalau seorang muslim berada di tempat
ilmu namun dia bermalas-malasan dapat dikatakan dia tidak menunaikan kewajiban
berupa mencari ilmu.
Seolah-olah
sederajat dengan para Nabi Allah SWT.
Sangat tidak
mungkin seseorang berusaha menjadi nabi atau hanya sederajat dengan nabi, sebab
kenabian adalah Allah yang menentukan bukan sesuatu yang dapat dicapai dengan
berusaha walau bersungguh-sungguh. Namun terdapat sebuah hadist:
وَقَالَ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ جَاءَهُ أَجَلُهُ وَهُوَ يَطْلُبُ
الْعِلْمَ لَقِىَ اللَّهُ وَلَمْ يَكُنْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ النَّبِيِّيْنَ إِلَّا
دَرَجَةُ النُّبُوَّةِ.
Rasulullah SAW. bersabda, “Barangsiapa yang kedatangan ajal,
sedang ia masih menuntut ilmu, maka ia akan bertemu dengan Allah di mana tidak
ada jarak antara dia dan antara para Nabi, kecuali satu derajat kenabian.” (HR.
Thabarani)
Nabi termasuk manusia yang sangat istimewa dalam ajaran islam.
Ilmu memang sangat penting dalam islam, namun islam sangat menghargainya bahkan
sampai seseorang yang hanya mencarinya seolah-olah akan disandingkan sederajat
dengan para nabi di saat ajal menjemputnya dalam keadaan sedang mencari ilmu.
Hal tersebut untuk orang yang mencari ilmu, apalagi mereka yang berilmu.
Dunia dan seisinya dilaknat. Hanya ilmu yang dapat
menyelamatkan.
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه
وسلم يقول:ألا إن الدنيا مَلعُونة، مَلعُونٌ ما فيها، إلا ذكرَ الله تعالى، وما
وَالاهُ، وعالما ومُتَعَلِّمَا
Dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-, ia berkata,
Aku mendengar Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda,
"Ketahuilah bahwa dunia itu terlaknat, terlaknat pula apa yang ada di
dalamnya, kecuali zikir kepada Allah -Ta'ālā- dan apa yang mengikutinya, serta
orang yang alim dan yang menuntut ilmu.”
Sangat
rugi bagi mereka yang meremehkan ilmu dan bermalas-malasan dalam mendapatkan
ilmu. Sebab ilmu adalah penolong di dunia ini. Tanpa ilmu atau tanpa mencari ilmu maka
tergolong orang yang rugi, bahkan sesuai hadist dilaknat. Maka selamatkan diri
kita dari dunia ini dengan ilmu. Dengan ilmu dapat menjadikan kebaikan walau
tak memiliki harta banyak dan melimpah, kebaikan tak melulu urusan harta. Sama
halnya sedekah tak melulu dengan harta.
حَدَّثَنَا
يَعْقُوبُ بْنُ حُمَيْدِ بْنِ كَاسِبٍ الْمَدَنِيُّ حَدَّثَنِي إِسْحَقُ بْنُ
إِبْرَاهِيمَ عَنْ صَفْوَانَ بْنِ سُلَيْمٍ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ طَلْحَةَ
عَنْ الْحَسَنِ الْبَصْرِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ أَنْ يَتَعَلَّمَ الْمَرْءُ
الْمُسْلِمُ عِلْمًا ثُمَّ يُعَلِّمَهُ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ
Telah menceritakan kepada kami [Ya'qub bin Humaid
bin Kasib Al Madani] berkata, telah menceritakan kepadaku [Ishaq bin Ibrahim]
dari [Shafwan Sulaim] dari [Thalhah] dari [Al Hasan Al Bashri] dari [Abu
Hurairah] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sedekah yang
paling utama adalah seorang muslim yang mempelajari satu disiplin ilmu kemudian
mengajarkannya kepada saudaranya sesama muslim."
Tak perlu harta melimpah untuk bersedekah, jika
berilmu maka akan lebih mudah bersedekah, kenapa? Sebab tahu caranya. Dan
dengan ilmu sedekah menjadi lebih afdhol (utama), yaitu ilmu itu sendiri yang
disedekahkan. Maka sangat beruntung manusia yang berilmu dan mereka dapat memberikan
ilmu tersebut kepada orang lain. Pemberian tersebut dikatakan oleh Nabi
Muhammad SAW Sedekah yang paling utama.
Ilmu memang sangat istimewa walau seringkali
dihianati.
وَاللهُ
اَعْلَمْ بِالصَّوَابِ
Maolana Faozi
jika ingin berdonasi atau beramal jariyah melalui Pondok Pesantren Nurul Iman bisa lewat sini
Post a Comment for "Ilmu Itu Istimewa Menurut Islam, Seistimewa Apa?"
Post a Comment