Mensyukuri Kesulitan dengan Kontrol Diri
Kita hidup di tengah-tengah individu yang memiliki karakter
tersendiri dan diri sama sekali tidak memiliki hak untuk mengendalikan individu
lain. Apa saja yang dilakukan oleh tiap individu tidak dapat kita bendung agar
tidak keluar dari diri tersebut. Diri terkadang bingung, tercenung, merenung,
dan kosakata lain yang sejenis, kenapa hal tersebut dapat individu lain
muntahkan? Sedang menurut diri sangat tidak pantas, mengingat beberapa alasan
yang telah diri pegang dengan kuat. Tanpa diri sadari, hal semacam itu
terkadang menjadi penyakit yang diberi lahan cuma-cuma. Disadari atau tidak,
berbagai macam dugaan menari bebas di otak dan berpotensi untuk berkembang.
Dari sana terbitlah berbagai kesulitan yang terkadang menghambat, bahkan
menyakitkan.
Diri ini bebas untuk mengambil apapun sampah-sampah jiwa sekitar.
Bak kita melongok di tempat pembuangan akhir (TPA), kita bisa melihat berjuta
sampah yang dihasilkan oleh banyak individu. Dari ribuan bahkan jutaan sampah,
berbagai jenis sampah tersedia di sana. Diri bisa menemui sampah yang sudah
sangat membusuk, sisa makanan, sisa sayuran di pasar, sampah kaleng, plastik,
popok bayi, potongan pohon, besi yang hanya terlihat karatnya, dan masih banyak
lagi, sampai terkadang hal yang menurut diri masih terpakai ada di TPA. Jika
dirimu butuh kejelasan, silakan cek TPA terdekat. Dan boleh diserat di kolom
komentar.
Pun pada diri manusia, memiliki sampah yang setiap saat bisa
dimuntahkan kapan saja dan di mana saja. Sampah manusia bisa berupa keluhan,
amarah, omongan, dan hal apapun yang ada dalam diri manusia. Sampah pada diri
lain bisa menjadi sampah oleh semua diri atau masih berguna untuk sebagian
diri. Sampah-sampah tersebut dikumpulkan hari demi hari. Menumpuk barang se-inchi
yang tiap hari bertambah entah seberapa banyak. Mungkin tidak setiap hari
membuang sampah, diri terkadang menahan semampunya. Hingga jiwa terpenuhi
sampah dan muak menanggung seorang diri. Alhasil diri menumpahkan sampah
tersebut, bisa di tempat yang tepat bisa pula seenak jidat.
Membuang sampah seenak jidat inilah yang terkadang menimbulkan
penyakit dan mengganggu diri lain sehingga diri lain merasa sulit dan kesakitan
terkena tumpahan sampah diri. Sering kali diri tidak menyadari menumpahkan
sampah dan mengenai diri lain yang tengah sakit, sehingga kesulitan menjadi di
diri tersebut.
sumber: img.soundofhope.org |
Lalu apa yang bisa diri lakukan? Apa yang bisa diri usahakan?
Setiap diri memiliki control yang berbeda. Diri bisa mengendalikan apa
yang akan diri masukkan dari tumpahan diri lain dengan yang masih ada di dalam.
Sebisa mungkin berpikirlah positif agar diri tidak mudah terpapar muntahan
sampah liyan. Taukah? Diri tidak bisa mengontrol apa yang akan diri lain
tumpahkan, namun diri masih bisa mengontrol apapun yang masuk dalam diri.
Sederhananya, diri lain boleh mengeluarkan apapun darinya, namun diri ini masih
bisa menghindar atau membersihkan muntahan tersebut sehingga tidak masuk dalam
diri dan tidak menjadikan virus dalam diri, syukur untuk diri lain pula.
Terkadang, rasa sakit membersihkan tumpahan diri lain membuat diri
terjebak pada lubang kesulitan sehingga diri menjadi tidak terawat dan kacau.
Namun, apa jadinya jika diri tidak membersihkan sampah-sampah yang ada di
sekitar? Diri akan semakin rentah sebab berada di lingkup yang kurang sehat.
Sama halnya dengan diri, diri akan semakin kesulitan bahkan sakit ketika banyak
sampah berceceran di sekitar. Maka, bersihkan sekitar cukup menjadi solusi.
Meskipun diri kelelahan dan kesulitan merawat sampah diri lain,
namun terkadang dari sampah tersebut ada yang menjadi pemacu gairah diri tuk
melakukan suatu hal. Apa yang diri ini angankan dari usaha, memiliki lingkungan
sehat dan sampah dibuang pada tempatnya. Namun siapa sangka beberapa darinya
dapat diri kantongi sebagai bekal perjalanan selanjutnya? Tidak ada yang tahu,
bukan?
Nah, dari itu, syukurilah apa yang ada di sekitar diri. Meskipun
tampak sulit lagi menyulitkan, diri tidak tau apa yang ada di balik semua itu.
Ada banyak kejutan yang sama sekali tidak terdaftar dalam angan.
Maka, syukuri apapun yang terjadi di sekeliling diri. Sebab
mensyukuri nikmat akan menghasilkan diri lebih hidup. Apalagi mensyukuri tiap
kesulitan, jauh lebih nikmat dari kenikmatan yang amat nikmat. Dua kali bahkan
lebih dapat diri kantongi untuk bekal perjalanan selanjutnya.
Inspired by story WA
Syukurilah kesulitan karena terkadang kesulitan itu mengantarkan
kita pada hasil yang lebih baik dari apa yang kita bayangkan ~story wa faza
Post a Comment for "Mensyukuri Kesulitan dengan Kontrol Diri"
Post a Comment