Ibu, Apakah Kau yang Memanggilku Malam Itu
Duduk dikelilingi kawan karib menuntun rembulan naik
Riang menyatu dengan hawa adem di ketinggian
Alunan Kalamullah mengudara hanyut dalam remang
Citra apik mengitari tanpa rasa sungkan
Hilang, satu demi satu mencipta mimpi
Sendiri duduk termenung menikmati rembulan
Kenyamanan menyelimuti diri dari tusukan malam
Namun
Rasa tak biasa muncul
Sedih menyerang ketenangan malam itu
Diri tak mengenalinya
Hendak bertanya pada kalbu yang tak mendapat temu
Rasa itu makin mendera diri
Diri menumpahkan rasa itu lewat netra
Pandangan kabur terlewati air tak bersalah
Kalbu seolah meneriakkan satu kata
Rumah
Rumah, di mana diri menghabiskan masa kecil
Memori menguak seisi otak pada masa itu
Tercekat kala diri hendak berteriak
Diri hanya pasrah dimainkan rasa
Sesenggukan menyelaraskan kalbu
Ibu,
Apakah engkau merindu?
Pada diri yang masih menata laku
Apakah kau yang memanggil namaku?
Apa yang sedang kau harapkan pada diri
Tunggu sejenak bu
Biarkan diri menata laku
Menempa diri agar kuat ditempa coba
Biarkan diri di sini dahulu
Kelak diri kembali bu
Dalam hangat pelukmu
Apakah kau menghendaki diri saat ini?
Diri ini belum cukup pantas menjadi abdillahi
Diri masih butuh tetesan amunisi
Bu,
Panggillah diri dalam lantunan doamu
Jangan pada tangismu
Diri makin merasa tak tentu
Di sini diri pun merindu padamu
Namun diri sekuatnya menahan
Sebab diri memiliki harap yang tak kunjung temu
Tahan wahai ibu
Ikut menikmati puisi ini, salam
ReplyDeletemonggo lur..
Deleteboleh dibaca yang lain juga
waalaikumsalam wr wb
salam dari kami semua