Memutus Hubungan dengan Yai _Wejangan Kang Mus
potret kang Mus |
Suatu kondisi bisa membuat santri meninggalkan
pesantren, entah kapan masa itu tiba. Santri tak selamanya hidup di dalam
tembok pesantren. Ada masanya meninggalkan pesantren demi meniti mimpi yang
lebih besar. Otomatis dengan meninggalkan pesantren, jasad kita akan terlepas dari
Yai dan tidak intens bersinggungan langsung dengan Yai.
Dalam hal ini, santri memiliki dua pilihan. Yakni:
tetap menjalin hubungan dengan Yai atau memutus hubungan dengan Yai. Lalu,
seperti apa cara menjaga hubungan dengan Yai ketika sudah tidak bermalam di
pesantren, mengingat lokasi pesantren tidak mesti dekat dengan posisi kita
setelahnya?
Hal yang bisa dilakukan agar tetap terjaga hubungan
dengan Yai sebagai berikut: sowan pada Yai jika akan melangkah jalan baru,
meminta doa restu dari Beliau. Selain itu, bersilaturahmi paling tidak setahun
sekali saat idul fitri. Bisa juga dengan menghadiri acara besar pesantren. Atau
mengabdi, ikut serta dalam mengajar anak di madrasah yang dikelola Yai (jika
ada). Intinya, sesibuk apapun, sempatkan sekali waktu bersilaturahmi dengan
Yai. Dengan seperti itu, Yai akan mengingat dan kita masih menjadi murid
beliau.
Dengan menjadi murid beliau, otomatis, kita masih
termasuk dalam doa yang dirapalkan Yai. Yai selalu membantu kita lewat doa dan insha
allah, allah akan mempermudah jalan yang hendak dilalui.
Ketika sudah di rumah, mukim, akan terlihat hubungan
dengan Yai. Hal ini dapat dilihat dari kesehariannya. Insha Allah,
dengan menjaga hubungan dengan Yai, hidupnya dipermudah. Ketika menginginkan
sesuatu, terkabul. Mungkin, jika ada alumni yang, mohon maaf, kurang beruntung,
kurang menjaga hubungan dengan Yai. Bisa juga ada factor lain yang menyebabkan
hal itu terjadi.
Intinya, dimanapun kita berada, jagalah hubungan yang
baik dengan Yai. Jangan memutus hubungan dengan Yai. Agar kita senantiasa
terciprat doa baik yang dilangitkan Beliau.
Wejangan Kang Mus
Post a Comment for "Memutus Hubungan dengan Yai _Wejangan Kang Mus"
Post a Comment