Hal yang Dimiliki Santri_Wejangan Abah Roqib
Abah Roqib, rektor UIN Saizu Sumber: NIMedia |
Santri, satu kata yang disandang bagi siapapun yang menempuh
pendidikan di lingkungan pesantren. Santri, yang dididik oleh pak Yai dalam
kesehariannya diharap memiliki tingkah polah yang tidak kalah baik dari
pendidikan di luar. Dengan kehidupan yang sederhana tidak melunturkan syukur
pada Ilahi. Lalu apa saja yang sepantasnya dilakukan oleh santri? Berikut hal
yang dimiliki santri:
Pertama, orang itu
tergantung apa kebiasaannya. Santri suatu saat akan menjadi orang dan
meninggalkan pondok pesantren dengan alasan apapun. Apapun perilaku seseorang
pasti cerminan kebiasaanya. Maka, selagi tinggal di pesantren, tanamkan yang
baik-baik supaya ketika suatu saat meninggalkan pesantren, tingkah baik itu
sudah menjadi kebiasaan. Hal ini merupakan salah satu menjaga nama baik diri
sendiri, orang tua, maupun pesantren.
Kedua, belajar
sundul langit. Belajarlah tanpa henti. Tugas santri adalah belajar dan ta’dzim
pada Pak Yai. Selagi di pesantren, belajarlah sebanyak mungkin. Sebab, di titik
itulah santri mencari dan memiliki waktu yang cukup luang untuk mengumpulkan
sebanyak mungkin. Khatam satu kitab lanjut ke kitab yang lain. Bukan berarti
khatam satu kitab, maka selesai sudah ngajinya. Itu salah. Dengan ngaji
berkelanjutan, maka akan saling nyambung antar materi sehingga bisa mendalami
dan terhindar dari kekeliruan. Semakin banyak yang dipelajari, maka semakin
luas pandangan dan tidak mudah menghakimi suatu hal.
Ketiga, jujur dalam
segala hal. Jujur adalah hal sangat penting dalam kehidupan. Sifat ini harus
ditanamkan pada diri santri. Dengan jujur semua akan berjalan dengan baik. Meski
jujur sangatlah sulit, namun mencoba pelan-pelan tidaklah buruk. Apalagi jika
jujur kepada diri sendiri.
Keempat, pentingnya
ridho orang tua. Orang tua adalah kunci dari apa dilakukan setiap langkah. Sebab
ridho Allah tergantung pada ridho orang tua. Sebagai santri, ridho orang tua
menjadi kunci dan apa yang dilaksanakan harus diiringi ridho orang tua. Orang tua
bagi santri yaitu orang tua di rumah, bi nasab, dan abah serta ibu di
pesantren, bi sabab. Ridho dari mereka sangat penting. Maka jika akan
melakukan sesuatu, mintalah ridho dari mereka agar jalannya dimudahkan.
Kelima, ikhtiar dan
doa. Menjadi santri merupakan ikhtiar dalam mengurangi kebodohan. Dalam hal apa
saja, ikhtiar harus dilakukan. Sebab Allah tidak akan mengubah keadaan
seseorang kecuali orang tersebut berusaha mengubahnya. Sudah jelas, Allah-lah
yang mengatakan itu. Namun, di samping ikhtiar, doa pun tak kalah penting. Doa,
sebuah usaha melangitkan yang di bumi sehingga dengan ridho-Nya akan dimudahkan
dan ditunjukkan hal terbaik.
Keenam, doa kyai. Kyai
tak asing di lingkungan pesantren. Beliaulah orang tua santri di pesantren. Doa
beliau yang termasuk alim, mudah dikabul oleh Allah. Maka apapun yang hendak
dilakukan, alangkah baiknya meminta doa dari kyai.
Ketujuh, kemanapun
pamit. Pesantren merupakan tempat tinggal santri ketika di pondok. Siapapun yang
ada di sana, layaknya keluarga. Maka, pamitlah pada mereka ketika hendak
bepergian. Barangkali ketika di luar ada yang mencari jadi tidak bingung hendak
menjawab apa.
Kedelapan, doa niku
penting. Kemanapun melangkah, santri tidak boleh meninggalkan doa. Sebab dengan
doa, Allah akan melindungi setiap langkah santri. Dengan lindungan Allah,
ketidakbaikan yang akan menimpa disingkirkan oleh Allah.
Kesembilan, sinau kudu
mantep. Santri harus menata niat belajar dengan benar supaya tidak mudah goyah
ketika menerima pendapat lain. Sinau sing mantep atau belajar yang giat perlu
diusahakan oleh santri. Belajar yang tekun, giat, dan tidak mudah menyerah
menjadi salah satu kunci keberhasilan santri.
Seperti itulah kurang lebih hal yang sebaiknya dimiliki santri, baik
yang masih di lingkungan pesantren ataupun sudah di luar pesantren.
Hal ini disampaikan oleh Abah Roqib saat mengisi Mauidotul Khasanah dalam acara Khotmil Qur'an bin Nadhor di pondok pesantren Nurul Iman Pasirwetan, Karanglewas.
Post a Comment for "Hal yang Dimiliki Santri_Wejangan Abah Roqib "
Post a Comment